top of page
Search

Apa Yang Peter Pan Ajarkan Tentang Bayangan

Bulan ini, Laura, Terapis Shadow Work kita akan mengambil alih Maja Blog untuk mendiskusikan segala hal mengenai Shadow Work.


Ketertarikan saya pada bayangan dimulai waktu saya berusia muda, saat pertama kali saya menonton kartun adaptasi Disney berjudul Peter Pan. Kalau kamu tumbuh dengan menonton kartun-kartun Disney seperti saya, kamu pasti tahu ada adegan dimana Peter Pan pertama kali bertemu Wendy. Bagi saya, itu adalah adegan yang paling berkesan dari kartun ini. Tentu saja, sangat menarik menyaksikan Peter Pan terbang mengelilingi kamar Wendy, mengobrak-abrik lemari-lemari dan membuat pertunjukan akrobatik yang menarik, hanya untuk mendapatkan bayangannya kembali. Tapi, yang sangat mencuri perhatian saya yang berumur 7 tahun saat itu adalah menyaksikannya di kartun, bukan hanya bayangan Peter ternyata hidup dan terpisah darinya; tapi juga bayangan itu punya karakter yang berbeda dari Peter. Bayangan Peter sangat gesit, lincah, sombong, dan nakal. Saya sering berpikir, “Kenapa Peter ingin bayangannya yang nakal itu kembali? Bayangan tidak ada gunanya, kan?”.


35 tahun kemudian, dan disinilah saya; pada akhirnya menyadari kenapa Peter mati-matian berusaha menangkap bayangannya kembali. Selama satu tahun belakangan, saya mendapat kesempatan untuk benar-benar mendalami bagian gelap saya. Bukan karena saya ingin, tapi karena saya harus – tapi itu kisah lain. Mari kita lihat dulu konsep gelap tapi penuh intrik dari “Shadow Work” ini. Istilah ini sudah cukup umum didengar belakangan ini dan sangat dipahami, cukup membuat takut banyak orang – termasuk saya. Istilah “bayangan” sendiri biasanya dikaitkan dengan hal jahat dan negative dalam banyak hal. Konsepnya sendiri berasal dari istilah “bayangan diri”, yang diciptakan oleh Carl Jung, seorang psikologis abad 20. Menurut Jung:


"Setiap orang membawa sebuah bayangan, dan semakin sedikit dimunculkan dalam sisi sadar kehidupan seseorang, semakin gelap dan pekat jadinya."

Sederhananya, bayangan gelap adalah bagian dari alam bawah sadar kita yang tidak ingin diakui oleh ego alam sadar kita – bagian gelap diri kita yang kita kubur atau acuhkan. Dan bagaimana kita bisa menyalahkan ego kita? Tidak ada satu orang pun yang nyaman mengakui bahwa mereka mempunyai sisi negatif, apalagi sisi gelap! Harus mengakui bahwa saya punya beberapa sisi gelap kana mengubah persepsi saya tentang diri saya – itulah alasan saya, dan banyak klien saya sekarang, sangat menghindari melakukan Shadow Work. Ego saya tidak mau terpukul, jadi saya membuat alasan bahwa kalau saya hanya fokus pada sisi terang saya, tentu bayangan saya akan hilang.



Dalam kekecewaan ego saya, saya menemukan hal sebaliknya – semakin saya mengacuhkan bayangan saya, kontrolnya atas hidup saya semakin banyak. Dan disinilah letak inti masalahnya – mengacuhkan bayangan kita berarti meletakkan diri kita dalam resiko membiarkan bagian ini menjadi tidak terkendali dan merajalela, menciptakan kekacauan pada hidup kita. Ini dapat berwujud sebagai isu kesehatan mental, pola sikap dan emosi yang tidak sehat, merasa tidak berharga, kecanduan, pola pikir yang kurang, dan isu-isu lain pada pikiran/tubuh yang dapat memengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan. Bagi saya, itu terwujud dalam bentuk kecemasan dan serangan panik. Ini terjadi saat saya menyadari bahwa saya harus menghadapi sisi gelap saya...dan waktu bagi saya untuk mendalaminya.


Saya menemukan bahwa bagian tersulit saat memulai Shadow Work adalah menyadari bahwa tidak ada manualnya.

Tidak ada daftar standar tentang bagian-bagian dari bayangan yang bisa dikerjakan, tidak ada konsensus publik tentang bagian mana yang harus kia perhatikan. Setiap bagian bayangan seseorang adalah unik bagi mereka; beberapa bagian bayanganmu mungkin malah tidak ada di daftar saya dan begitu pula sebaliknya.

Bagian apa yang berada dalam bayangan adalah sepenuhnya berdasarkan dari penilaian pribadi; yang tentunya tergantung dari kultur, kepercayaan, pengalaman masa lalu, dll. Bahkan bagian dari kita yang kita piker adlah bagian terang dapat membawa bagian yang sangat gelap. Sebagai contoh, sisi Rescuer saya. Bagian dari saya yang suka menolong orang...dan juga bagian dari saya yang saya banggakan. Bagaimana itu bisa jadi buruk? Sayangnya, itu juga bagian dari saya yang menyebabkan kecemasan dan serangan panik. Saya gagal menyadari bahwa dalam misi saya menolong semua orang, saya menjadikan diri saya korban dengan menjadikan kebutuhan saya hal terakhir dan membenci kenyataan bawha beberapa pengorbanan saya bahkan tidak diakui. Semakin saya berusaha menolong orang, semakin mereka berharap pada saya, dan semakin sedikit prioritas saya pada diri saya sendiri. Ulangi terus pola ini selama tiga sampai empat dekade, dan kamu akan kewalahan – takut orang lain tidak akan menganggapmu berharga jika kamu tidak melakukan sesuatu untuk mereka, tapi disisi lain juga tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan.



Dan inilah awal perjalan pribadi saya menghadapi bagian gelap saya. Sebenarnya, saya tidak terlalu suka bagian ini. Saya melihatnya sebagai musuh, sesuatu yang harus saya kontrol dan taklukkan jika perlu. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa mereka sebenarnya seperti seorang anak yang ditelantarkan daripada musuh yang memaksa dan menakutkan. Layaknya anak-anak, mereka juga bisa merajuk jika tidak mendapatkan perhatian yang cukup – perhatian apapun adalah perhatian yang baik, kan? Sebenarnya, sisi gelap ini ada bagian dari kita yang memerlukan bantuan dan paling memerlukan kasih sayang ...kemungkinannya adalah, mereka lahir dari trauma kita dan mereka telah beroperasi dalam mode bertahan dalam waktu yang lama. Melakukan yang terbaik sesuai yang mereka pahami. Kembali pada sisi Rescuer saya, saya menyadari bahwa sisi ini lahir pada saat saya berusia 3 tahun, menanti kelahiran adik perempuan saya. Saya ingat merasa sangat Bahagia dan bersemangat membayangkan akan memiliki teman bermain, sampai salah satu dari bibi saya berkata pada saya yang menurutnya adalah sebuah gurauan. “Ibumu akan membuangmu ke tempat sampah saat adikmu lahir”, dia berkata dengan ceria. Melihat kembali, saya memiliki dua pemahaman. Satu, wanita ini sama sekali tidak boleh berada dekat dengan anak-anak-atau siapapun; kedua, seberapa besar dampak dari komentar tidak berguna semacam itu, terutama pada seorang anak. Anak berusia 3 tahun yang mempercayai bibinya, dan tiba-tiba pikirannya mencari cara untuk bertahan. Dia berpikir bahwa jika dia dapat membuat dirinya berguna, maka dia tidak akan dibuang. Pada akhirnya dia belajar bahwa memberikan mainannya dan membiarkan adiknya mengambil alih segalanya membuat ibunya senang. Selama tahun-tahun berikutnya, dia melakukan ini kepada orang lain juga – pada keluarga besar, teman, pacar, teman kerja. Dan dia terus melakukannya agar orang-orang menganggapnya berguna dan tidak meninggalkannya...dan dia mulai membenci mereka karena mereka membuatnya berkorban sangat banyak. Tapi dia tetap tidak bisa berhenti menolong orang lain, diminta atau tidak. Seperti kebanyakkan orang, saya tidak menganggapnya sebagai masalah sampai saya mengalami krisis – kecemasan dan serangan panik. Dalam usaha menjadi seorang Rescuer yang hebat, saya menjadikan diri saya seorang Victim.


Dalam usaha saya mengembalikan keseimbangan sisi Rescuer saya, saya harus menghadapi beberapa bagian dari bayangan diri saya – Orphan Child, Victim, Saboteur, Judge. Izinkan saya memberi tahumu, rasanya sangat tidak nyaman tapi disaat yang sama juga sangat melegakan. Seperti layaknya sebuah hubungan, hubungan yang saya miliki dengan bayangan-bayangan saya berkembang saat saya berkomitmen untuk meluangkan waktu, kesabaran, keingin tahuan dan cinta kedalamnya. Saya menyadari, saya telah menghabiskan sebagian besar hidup saya meluangkan waktu dan energi untuk mengenali orang lain, dan ini waktunya bagi saya untuk mengenali bagian dari diri saya. Membawa bagian dari saya yang terbengkalai menuju cahaya, menuju kesadaran saya, menjadi sangat penting dalam mengubah pola negative saya dan emosi saya. Saya tahu sekarang bahwa ini akan menjadi sebuah hubungan seumur hidup; bukan tipe hanya sekali “Saya akan meluangkan waktu 3 bulan untuk menyelaraskan sisi Rescuer saya dan selesai” saja. Saya menemukan bahwa dengan memberikan perhatian yang benar, mendekati dengan keterbukaan dan rasa ingin tahu, bagian ini lebih mudah untuk dikenali sekarang dan mereka bahkan dapat menjadi sekutu terdekat saya. Sisi Rescuer saya, menjadi lebih seimbang sekarang – saya bahkan hanya menawarkan bantuan hanya saat saya mempunya kapasitas dan saat orang itu terbuka terhadap niat saya...yang mana membawa kebahagiaan pada saya, karena saya tidak lagi merasa bahwa saya perlu untuk menolong. Saya melakukannya karena saya ingin menolong. Menolong sisi Rescuer saya mempelajari perbedaan kecil, dan memberi tahunya bahwa tidak apa-apa memasang batasan, sangat menguatkan. Bagi saya, bagi sisi saya itu, dan juga bagian lain dari saya.



Jadi – saya salut dengan Peter Pan karena mengejar bayangannya yang menyebalkan, tidak peduli betapa “nakalnya” bayangannya itu...dan saya ingin mengajakmu melakukan hal yang sama. Kamu mungkin akan terkejut dengan sekutu dan pendukung yang akan kamu temukan di dalam dirimu!


Penasaran dengan Shadow Work dan ingin info lebih lanjut? Follow Laura di akun IG-nya, di mana ia membahas Shadow Work secara mendetil.

119 views0 comments
bottom of page